Grobogan, SEMARANG Post - Puncak kegiatan Haul Perintis, Pendiri dan Pejuang Madrasah Sunniyyah berlangsung pada Minggu 17 Oktober 2021. Acara diawali dengan ziarah di maqbarah Perintis, Pendiri dan Pejuang Madrasah Sunniyyah, Masyayikh.
Usai ziarah, acara dilanjutkan di gedung baru Sekolah Tinggi Islam Sunniyyah Selo (STISS), dihadiri segenap Civitas Akademika, mulai dari RA, MI, MTs Putera, MTs Puteri, Madin Ula, Madin Wustho, Madin ‘Ulya dan STISS serta tamu undangan dan pengurus Yayasan yang telah purna tugas.
Acara puncak diisi dengan pengumuman dan penyerahan hadiah lomba, pemberian tali asih kepada guru senior serta pembacaan maulidurrosul, dipungkasi sambutan dan pembinaan dari pengurus serta pembina Yayasan Sunniyyah Selo.
Pada hari Sebelumnya, dari 11 Oktober hingga 14 Oktober 2021 diadakan perlombaan dan pertandingan antar lembaga seperti tennis meja, bulu tangkis, volley, futsal dan catur mempertemukan guru dan karyawan madrasah sunniyyah.
Menurut Asyhuri SM, selaku Wakil Ketua pengurus Yayasan Sunniyyah bahwa lomba ini sebagai penyegaran bagi guru dan karyawan yang telah lama bergelut dalam kegiatan belajar mengajar sekaligus sebagai semangat silaturrahim antar civitas akademika Yayasan Sunniyyah Selo. , “Men sana in corpore sano (al ‘aqlussalim fi jismissalim) atau dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula”, ucapnya.
Adapun perolehan juara diraih oleh MA Sunniyyah sebagai juara umum dan diikuti MTs Puteri, MTs Putera, MI dan Madin Wustho. Sebagai bentuk apresiasi pemenang lomba, panitia memberikan penghargaan yang diserahkan langsung kepada Kepala Madrasah.
Penyerahan tali asih kepada Siti Khotibah (guru RA/TK) yang telah mengabdi sejak tahun 1975 sampai tahun 2021 diberikan langsung oleh ketua Dewan Pengurus Yayasan Sunniyyah KH. Imron Hasani Cholil.
“Perjuangan beliau patut ditiru yang mana beliau tak kenal lelah dalam mengajar dan bahkan dahulu ketika hendak mengajar beliau jalan kaki dari rumah ke RA yang jaraknya hampir 5 km,“ tutur KH. Imron Hasani Cholil dalam sambutannya.
Sedangkan, acara maulidurrosul (memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW) diisi dengan pembacaan maulid nabi diiringi rebana dari guru dan karyawan dari madrasah sunniyyah.
Sejarah berdirinya madrasah-madrasah Sunniyyah dari awal hingga sekarang disampaikan oleh Asyhuri. awalnya hanya sebatas “sorogan ngaji” yang dilakukan oleh kyai kepada santrinya dan inilah cikal bakal keberadaan Yayasan Sunniyyah di desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah.
Pada kesempatan yang sama , sambutan ketua Dewan Pengurus Yayasan Sunniyyah selo menegaskan bahwa madrasah Sunniyyah dibangun berdasarkan akhlaqul karimah dan bertujuan dengan pembentukan akhlaqul karimah pula kepada semua Civitas Akademika.
KH. Ahmad Najib Bukhori dari Tuban, selaku Dewan Pembina Yayasan Sunniyyah, dalam sambutannya menitikberatkan penguatan mental guru, seorang guru harus bisa memiliki hasrat berkembang menjadi lebih baik serta terus belajar dari siapapun guna menjadi seorang guru sejati yang selanjutnya menjadi “murobbi”.
“Hal yang positif ini seyogyanya bisa menjadi istriqomah agar Madrasah Sunniyyah menjadi lebih bermanfaat serta bisa menjawab tantangan dunia saat ini ditengah krisis moral atau dekadensi moral” tutur Nur Subhan selaku Ketua Panitia penyelengga
Editor: Khoirul