Magelang, SEMARANG Post - Dolalak kesenian khas dari Kabupaten Purworejo peninggalan zaman penjajahan Belanda. Asal kata Dolalak adalah dari notasi Do dan La karena tarian ini diiringi hanya dengan alat musik dua nada menggunakan sepasang Kenong.
Dolalak pertama kali dipentaskan oleh Rejotaruno, Duliyat, dan Ronodimejo pada tahun 1915. Setelah itu, kesenian itu berkembang sebagai kesenian masyarakat setempat. Namun pementasan kesenian ini sempat mengalami penurunan selama Perang Dunia yang terjadi pada tahun 1940 an.
Pada mulanya kesenian Dolalak dilakukan oleh para lelaki, berseragam hitam dan bercelana pendek menirukan seragam serdadu belanda pada zaman dahulu. Seiring waktu, muncullah generasi penari perempuan dengan modifikasi kostum dan polah lebih energik.
" Salah satu ajaran yang dibawakan tarian Dolalak adalah soal sopan santun. Ajaran itu diambil dari gerakan menunduk sebagai bentuk penghormatan kepada orang lain dan sopan santun kepada orang yang lebih tua " tutur Tijab selaku penanggungjawab grup seni Dolalak Arum Lestari
Disela-sela pementasan Dolalak di Balkondes Ngadiharjo. Magelang pada 30 Oktober 2021, Bendrat selaku penanggung jawab acara menegaskan harapannya bahwa kesenian Dolalak bisa menjadi media penanaman nilai kepada masyarakat melalui petuah-petuah yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, budaya seni Dolalak akan terus dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Editor: Iwan Alfianto