Doc/Foto: detik.com |
Klaten, SEMARANG Post - Pring Sedapur, sebuah alat musik berbentuk identik kentongan dengan ukuran panjang antara 80-100 centimeter.
Sebagai alat musik tradisional Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Pring Sedapur, mengandung arti bambu serumpun dan merupakan sekumpulan instrumen karya Ki Sutikno Hadi (85) warga Desa Bugisan.
Meski berbahan bambu, teknik memainkan alat musik Pring Sedapur berbeda dengan angklung yang digetarkan, sara memainkan justru sama dengan gamelan Jawa yaitu dengan dipukul.
Terdiri lima jenis instrumen, antara lain kentongan bonang, bas, kethuk kenong, gong gede dan kendang gede serta memiliki ukuran besar kecil bambu yang berbeda.
Meski terlihat sederhana, Pring Sedapur mulai dipentaskan di berbagai acara. Padahal ide awalnya hanya berangkat dari musik ronda kampung atau thek- thek.
"Pring Sedapur ini musik bambu, awalnya dari kegiatan siskamling ronda thek-thek. Saya mulai tahun 1985 an," tutur pelopor Pring Sedapur, Ki Sutikno Hadi (85) seperti dilansir dari detik.com.
Dari penuturannya, Ki Sutikno Hadi akrab disapa Mbah Parman menceritakan dari musik ronda malam itu dirinya berinisiatif menciptakan nada-nada, cengkoknya disesuaikan dengan cengkok gamelan.
"Saya gunakan cengkok gamelan, cara mainnya dipukul. Bahannya bambu jenis ori dan petung, karena alami dan mudah dibuat nada," terang Sutikno.
Karena mengacu gamelan Jawa, sebut Sutikno, jenisnya pun mirip gamelan Jawa seperti bonang, bas, kethuk kenong, gong gede dan kendang gede. Pring Sedapur bisa dipadukan dengan gamelan dan angklung. Dibutuhkan penambuh sekitar 5-10 orang
"Angklung suara beda tapi juga bisa kita ikutkan karena sama-sama bambu. Tapi lagunya bisa Jawa, karawitan bahkan dangdut juga bisa," sambung Sutikno yang bekas penari Ramayana Ballet itu.
Editor: B. Rustono