Klaten, SEMARANG Post – Desa Cetan, Klaten Jawa Tengah merupakan kawasan berpotensi pada sektor pertanian, kebudayaan, dan konveksi.
Sebagai kawasan potensial, desa Cetan dihadapkan tantangan pengelolaan limbah organik dari aktivitas warga, dan dibutuhkan solusi efektif meminimalisir penumpukan dan penimbunan sampah tersebut,
Pada kesempatannya, misi berkelanjutan Tim II KKN UNDIP menggelar sosialisasi dan praktik kepada masyarakat mendorong adopsi Eco Enzyme sebagai bagian penting dari gaya hidup berkelanjutan di Desa Cetan.
"Pengembangan program kerja Eco Enzyme terinspirasi oleh semangat Ibu-ibu PKK Dukuh Kurung Lor, Desa Cetan dalam merangkul perubahan ini " kata Anita Andini
Selaku mahasiswa KKN Tim II UNDIP sekaligus pencetus program kerja ecoenzyme Anita Andini menegaskan Eco Enzyme bukan hanya tentang mengubah limbah menjadi sumber energi maupun penggunaannya, tetapi juga potensinya dijadikan produk yang memiliki nilai jual.
Eco Enzyme, campuran alami terbuat dari buah-buahan, gula, dan air sebagai agen revolusioner dalam mengurai limbah dan menciptakan sumber energi alternatif.
Pembuatan ecoenzyme, melibatkan campuran tiga bahan utama: limbah organik (kulit buah atau sayuran), gula merah, dan air. Pertama, kulit buah-buahan dipotong menjadi potongan kecil dan masukkan ke dalam wadah yang bersih.
Kemudian, tambahkan gula merah dan air ke dalam wadah, lalu tutup rapat. Perbandingan air: buah: gula ysitu 10:3:1.
Proses fermentasi berlangsung selama 3 bulan, dimana mikroorganisme akan bekerja menguraikan bahan-bahan tersebut menjadi campuran cairan yang kaya akan enzim dan nutrisi. Setelah fermentasi selesai, saring campuran cairan tersebut dan simpan di dalam botol tertutup rapat.
Eco Enzyme ini dapat digunakan sebagai pengurai limbah organik, pupuk organik, atau bahan pembersih ramah lingkungan.
Misi ekologis KKN Tim II Undip di Desa Cetan, Klaten Jawa Tengah membuka perubahan berkelanjutan. Praktik Eco Enzyme dan semangat kolaboratif, menggiring desa Cetan bergerak menuju masa depan hijau, dimana limbah menjadi sumber daya dan Ibu-ibu bekerja bersama untuk melestarikan lingkungan.
Editor: Tono RST